Medan(Batavia online Batavia) ampir dua tahun berlalu semenjak terjadinya tragedi berdarah dibulan Februari digedung DPRD SU yang mengakibatkan Mangkatnya H.Ajiz Angkat Putra terbaik Sumatera Utara Ketua DPRD SU dirumah rakyat akibat unjuk rasa para simpatisan pendukung berdirinya Propinsi Tapanuli (Protap) karena tidak dipari purnakan oleh Intitusi DPRD SU .
Hampir dua tahun berlalu, sudah 76 orang tersangka demon anarkis protap sekarang sedang menjalani proses hukuman mereka. Malah ada yang sudah habis masa tahananya alias bebas.
‘Apa masih mungkinkah Propinsi Tapanuli ini terwujud’ ujar Albertus Hutabarat ketua LSM PPNI (Pemuda Pengerak Nasionalis Indonesia) ketika bertemu dengan koresponden Media INI di Hotel Danau Toba Medan .
Pemilu legislative sudah lama usai dari semua kontenstan partai politik hanya dua partai politik yang Ketumnya mengeluarkan sikap mendukung pembentukan Propinsi Tapanuli, yakni partai PPRN dan partai PKDI. Sayangnya kedua partai ini tidak ada terwakili di DPR RI. Hanya di DPRD-SU dan yang mempunyai Fraksi hanya PPRN sedang PKDI tidak.
Gubernur Sumatera Utara H.Syamsul Arifin. Setelah hampir dua tahun tragedi yang terjadi bulan Pebruari tidak ada niat politik untuk mewujudkan berdirinya Propinsi Tapanuli. Karena selama kepemimpinannya tidak pernah mendorong DPRD SU untuk melakukan pengkajian berdirinya prop Tapanuli dengan melaukan paripurna.
Setelah paripurna maka adalah persetujuan Ketua DPRD SU berdirinya Prop.Tapanuli. Dan dengan bersama persetujuan Gubernur Sumatera Utara untuk meminta ke Presiden berdirinya untuk Propinsi Tapanuli. Barulah Presiden RI mengeluarkan Amrah (Amanat Presiden ). Barulah Propinsi Tapanuli bisa terbentuk .
Sekarang H.Syamsul Arifin Gubernur Sumatera Utara sudah jadi tersangka kasus Korupsi di Kabupaten Langkat dan sudah ditahan di rutan Salemba. Cepat atau lambat, suka atau tidak suka, otomatis Wakil Gubernur Suamtera Utara Ir. Gatot Pujo Nugroho yang akan mengantikan posisi H.Syamsul Arifin menjadi Gubernur Sumatera Utara meneruskan masa priode yang tersisa.
Apa masih adakah secerca harapan masyarakat Batak dengan adanya pengantian kepemimpinan di Sumatera Utara ? Atau harus juga menungu Pilgub yang akan diadakan tahun 2013. Atau juga menunggu pemilu legislatif dan pilpres tahun 2014. Semoga orang batak masih bisa bermimpi berdirinya Propinsi Tapanuli. (...)
Kamis, 10 Maret 2011
Selasa, 08 Maret 2011
Diminta agar bapak Walikota menganti Kepling IX Kelurahan Sei Mati Medan.
Medan Batavia Kepala lingkungan IX seharusnya menjadi contoh masyarakat dilingkunganya tapimalah ternoda karena ulah kapling itu sendiri Samsudin Marpaung telah mengutip unag peguruan kartu raskin yang baru tiapkepala keluarga dipungut Rp 5000,-
pungutanitu dilakukan pada warga dengan pemasaan jika tak diberi maka tak diberi kartu raskin baru.dari pantauan reporter Suara Keadilan menurut warga mereka sudah melakukan demo ikantor lurah amalh lurah membeking si kepling tersebut.
Ketika dikompirmasi pada Lurah Khairul dengan Hp dan bertemu lasung lurah malah lari.
Sebaiknya masalah ini segerta ditangani pak walikota karenalurah dan Kepling bersubahat.
Ketua LSM Swara Pranata Binsar Panjaitan diminta agar Wallikota segera copot lurah yang menencoreng, wibawa walikota. Karena Drs Rahudman Harahap ingin warga kota Sejahtera dan terbebas dari segala pungutan liar yang akhirnya menjadi beban mayarakat.(Bin)
pungutanitu dilakukan pada warga dengan pemasaan jika tak diberi maka tak diberi kartu raskin baru.dari pantauan reporter Suara Keadilan menurut warga mereka sudah melakukan demo ikantor lurah amalh lurah membeking si kepling tersebut.
Ketika dikompirmasi pada Lurah Khairul dengan Hp dan bertemu lasung lurah malah lari.
Sebaiknya masalah ini segerta ditangani pak walikota karenalurah dan Kepling bersubahat.
Ketua LSM Swara Pranata Binsar Panjaitan diminta agar Wallikota segera copot lurah yang menencoreng, wibawa walikota. Karena Drs Rahudman Harahap ingin warga kota Sejahtera dan terbebas dari segala pungutan liar yang akhirnya menjadi beban mayarakat.(Bin)
Sabtu, 05 Maret 2011
Jalan di Riau Banyak yang Rusak karena kurang kontrol
Pekanbaru, – Jalan di Riau masih banyak yang rusak, penyebabnya, pemerintah daerah (pemda) jarang melibatkan konsultan baik dalam pemeliharaan maupun pembangunan jalan.
“Aturannya, setiap proyek pengerjaan jalan harus melibatkan konsultan ahli,” kata Ketua Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Riau, Firdaus Agus, saat dihubungi via ponselnya, Sabtu pagi (26/2/2011).
Menurut Firdaus untuk pemeliharaan dan pembukaan proyek jalan baru sangat kurang konsultan dilibatkan.
“Biasanya pemda atau kuasa tender hanya memakai jasa ahli di Bina Marga Dinas Pekerjaan umum setempat,” ungkap.
Firdaus menilai, imbas dari jarangnya konsultan dilibatkan maka kualitas jalan banyak yang tak sesuai dengan harapan. Akibatnya, anggaran daerah untuk perbaikan jalan pun tersedot lebih banyak.
“Kalau melibatkan kami, bisa mendapatkan hasil yang lebih terjaga” ujar Firdaus.
Soal ongkosnya, Firdaus menilai jelas lebih murah, karena tak musti perbaiki jalan rusak tiap tahun, uangnya bisa digunakan untuk bangun jalan baru lagi, kata dia.
Firdaus menambahkan, di Riau khusunya dibeberapa kabupaten, seperti Indragiri Hilir dan Bengkalis, memang harus dibangun jalan yang melebihi standar umum.
Struktur dan jenis tanah di sana, ungkapnya tak cocok untuk membangun jalan dengan kualitas biasa.
“Di Inhil misalnya dan juga di Bengkalis harus bangun jalan dengan kualitas di atas standar biasanya,” jelasnya.
Struktur dan jenis tanah di sana beda, ujar Firdaus dan dia menambahkan kalau pake standar biasa-biasa, sebentar saja sudah habis.
“Disana kalau beban lalu lintasnya tinggi, badan jalan tetap cepat rusak” paparnya.
Pemda setempat, kata Firdaus, harus mengambil pelajaran dari Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh, yang menemukan Jalan Gajah Mada di Desa Sebanga Kacamatan Pinggir rusak parah.
Jalan itu, menurutnya merupakan jalan poros di Bengkalis yang sangat vital terhadap kegiatan masyarakat.
“Kalau jalan rusak atau bahkan tak ada tentunya sangat mengganggu kegiatan masyarakat,” urainya.
Katanya jalan merupakan kunci utama bagi akses kegiatan masyarakat.
Dia menilai kalau masih banyaknya jalan utama di daerah yang rusak, pemda bisa belajar dari situ.
Sedangkan Ahmad Ismail, Kabid Binamarga, Dinas PU Riau dalam dua hari berturut-turut ditemui, selalu tidak bersedia mengomentari soal masih banyak jalan di Riau yang rusak. Menuju ruang kerjanya selain ditempatkan CCTV juga dijaga ketat petugas satpam.
“Kalau tamu yang datang ingin menemui Ahmad Ismail dari kalangan kontraktor bisa cepat diterima, sebaliknya kalau wartawan Ahmad sedikit gusar. Dia selalu membuat keadaan bertambah semakin sulit,” ujar seorang tamu kalangan kontraktor mengomentari prilaku Ahmad itu. (
Jumat, 04 Maret 2011
Irjen Pol Wisnu Amat Sastro, Kapolda Sumut yang Baru
Batavia Medan Irjen Pol Wisnu Amat Sastro sebelumnya staf ahli Kapolri, ditunjuk menjadi Kapolda Sumut yang baru menggantikan Irjen Pol Drs Oegroseno SH yang akan bertugas sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Mabes Polri.
“Penunjukan Irjen Wisnu Amat Sastro berdasarkan STR/71/III/2011 tanggal 1 Maret 2011. Tinggal menunggu informasi kapan jadwal serahterima jabatannya,” kata Pejabat Sementara Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hery Subiansauri.. Oegroseno akan menjabat Kepala Lemdiklat menggantikan Irjen Imam Sudjarwo. Imam sendiri selanjutnya menjabat Kabaharkam menggantikan Irjen Fajar Prihantoro yang akan menduduki Irwasum. Jabatan Irwasum sendiri sebelumnya dijabat Komjen Nanan Soekarna yang telah resmi ditunjuk menjadi Wakapolri..Hery mengaku sangat terkesan dengan sosok Oegroseno. Makanya, saat mendapat kabar Kapolda digeser, saya tidak mengucapkan selamat tapi menangis, karena kecintaan terhadap pimpinan,” ungkapnya.
Dia mengatakan, alasan pemindahan tugas dilakukan karena Ogeroseno memiliki akses vital dalam mengemban tugas-tugas Polri pada masa mendatang. “Ada tiga perubahan yang dilakukan oleh Polri, yakni instrumental, struktural dan kultural. Perubahan kultural ini bisa dilakukan melalui jajaran Lemdiklat Polri. Karena itu, beliau memiliki akses sangat vital dalam mengemban tugas-tugas Polri pada masa mendatang,” katanya. (hen)
Saya Bangga Pimpin Polda Sumut
Wisjnu mengaku lahir di RS St Elisabeth, Medan, menempuh pendidikan SD di St Yosef Jalan Pemuda, SMP Budi Murni, dan SMAN 3 Medan. ”Selama ini saya selalu pulang ke Medan untuk urusan keluarga. Kini saya diberi amanah memimpin Polda Sumut. Saya ini asli Medan loh. Istri saya Boru Sitepu,” ujar jenderal bintang dua berdarah Jawa-Deli tersebut.
Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1978 ini memang belum pernah bertugas di Sumut. Terakhir Wisjnu dipercaya menjadi Staf Ahli Manajemen Mabes Polri setelah sebelumnya bertugas sebagai Wakapolda Sulsel mendampingi Irjen Martius Salempang. Ia berjanji akan selalu profesional dan netral saat menjalankan tugas sebagai Kapolda Sumut.
”Saya harus bekerja lebih dan selalu berada di tengah-tengah semua pihak dan kelompok. Saya harus membuktikan putra daerah juga mampu memimpin Polda Sumut dengan adil dan tegas,” katanya. Sebelum Wisjnu ditunjuk menjadi kapolda, Kapolri juga sudah menunjuk Brigjen Sahala Allagan menjadi Wakapolda Sumut dan Kombes Tagam Sinaga menjadi Kapolresta Medan. Keduanya juga putra daerah, Sahala lahir di Ambarita, Samosir, sedangkan Tagam lahir di Batuempat, Jalan Asahan, Simalungun.
Tagam tercatat sebagai putra daerah pertama yang menjadi Kapolresta Medan. ”Saya makin gembira karena sebelumnya beberapa perwira polisi yang juga putra daerah seperti Kapolresta Medan sudah lebih dulu ditempatkan di wilayah Polda Sumut,” katanya. Sayang Wisjnu enggan menanggapi prioritas yang akan dilakukannya sebagai Kapolda Sumut.
”Kalau itu nanti, setelah saya resmi dilantik menjadi Kapolda Sumut,” katanya. Meski demikian, Brigjen Sahala Allagan mengatakan penempatan sejumlah putra daerah di Polda Sumut dilakukan berdasarkan kompetensi, bukan pertimbangan etnis atau agama. ”Sama seperti Pak Wisjnu, kerinduan bertugas di kampung halaman terobati sekarang. Tapi itu tadi, kita diberi kepercayaan bertugas di Bona Pasongit ini berdasarkan kompetensi, bukan yang lain,” katanya.
Ia mengaku sudah lama mengenal Wisjnu sejak ujian masuk ke Akpol. Sahala tercatat sebagai Akpol angkatan 77, sementara Wisjnu angkatan 78, sama seperti Oegroseno, Nanan, dan Kapolri Timor Pradopo.
”Di kepolisian biasa terjadi junior lebih cepat dari senior, misalnya pangkat Pak Wisjnu lebih tinggi dari saya. Tapi perbedaan pangkat tidak menghalangi komunikasi antara kami berdua, meski belum pernah bertugas di kesatuan yang sama,” katanya.
Sahala mengatakan bertugas di kampung halaman menumbuhkan motivasi lebih lantaran disaksikan langsung keluarga dan kerabat. ”Kita harus menjalin komunikasi pada kepala daerah di Sumut, bagaimana agar lebih maju dari sebelumnya. Ini juga menjadi contoh kepada junior-junior kita, agar kita yang pulang kampung bisa memberikan kontribusi nyata pada Sumut,” ujarnya. Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga mengaku gembira Wisjnu memimpin Polda Sumut.
”Kemarin saya sudah menyampaikan ucapan selamat kepada beliau (Wisjnu). Sebagaibarometer Sumut.(bar)
“Penunjukan Irjen Wisnu Amat Sastro berdasarkan STR/71/III/2011 tanggal 1 Maret 2011. Tinggal menunggu informasi kapan jadwal serahterima jabatannya,” kata Pejabat Sementara Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hery Subiansauri.. Oegroseno akan menjabat Kepala Lemdiklat menggantikan Irjen Imam Sudjarwo. Imam sendiri selanjutnya menjabat Kabaharkam menggantikan Irjen Fajar Prihantoro yang akan menduduki Irwasum. Jabatan Irwasum sendiri sebelumnya dijabat Komjen Nanan Soekarna yang telah resmi ditunjuk menjadi Wakapolri..Hery mengaku sangat terkesan dengan sosok Oegroseno. Makanya, saat mendapat kabar Kapolda digeser, saya tidak mengucapkan selamat tapi menangis, karena kecintaan terhadap pimpinan,” ungkapnya.
Dia mengatakan, alasan pemindahan tugas dilakukan karena Ogeroseno memiliki akses vital dalam mengemban tugas-tugas Polri pada masa mendatang. “Ada tiga perubahan yang dilakukan oleh Polri, yakni instrumental, struktural dan kultural. Perubahan kultural ini bisa dilakukan melalui jajaran Lemdiklat Polri. Karena itu, beliau memiliki akses sangat vital dalam mengemban tugas-tugas Polri pada masa mendatang,” katanya. (hen)
Saya Bangga Pimpin Polda Sumut
- Irjen Wisjnu Janji Tegas dan Adil
- Duet Jenderal Medan Pulang Kampung
Wisjnu mengaku lahir di RS St Elisabeth, Medan, menempuh pendidikan SD di St Yosef Jalan Pemuda, SMP Budi Murni, dan SMAN 3 Medan. ”Selama ini saya selalu pulang ke Medan untuk urusan keluarga. Kini saya diberi amanah memimpin Polda Sumut. Saya ini asli Medan loh. Istri saya Boru Sitepu,” ujar jenderal bintang dua berdarah Jawa-Deli tersebut.
Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1978 ini memang belum pernah bertugas di Sumut. Terakhir Wisjnu dipercaya menjadi Staf Ahli Manajemen Mabes Polri setelah sebelumnya bertugas sebagai Wakapolda Sulsel mendampingi Irjen Martius Salempang. Ia berjanji akan selalu profesional dan netral saat menjalankan tugas sebagai Kapolda Sumut.
”Saya harus bekerja lebih dan selalu berada di tengah-tengah semua pihak dan kelompok. Saya harus membuktikan putra daerah juga mampu memimpin Polda Sumut dengan adil dan tegas,” katanya. Sebelum Wisjnu ditunjuk menjadi kapolda, Kapolri juga sudah menunjuk Brigjen Sahala Allagan menjadi Wakapolda Sumut dan Kombes Tagam Sinaga menjadi Kapolresta Medan. Keduanya juga putra daerah, Sahala lahir di Ambarita, Samosir, sedangkan Tagam lahir di Batuempat, Jalan Asahan, Simalungun.
Tagam tercatat sebagai putra daerah pertama yang menjadi Kapolresta Medan. ”Saya makin gembira karena sebelumnya beberapa perwira polisi yang juga putra daerah seperti Kapolresta Medan sudah lebih dulu ditempatkan di wilayah Polda Sumut,” katanya. Sayang Wisjnu enggan menanggapi prioritas yang akan dilakukannya sebagai Kapolda Sumut.
”Kalau itu nanti, setelah saya resmi dilantik menjadi Kapolda Sumut,” katanya. Meski demikian, Brigjen Sahala Allagan mengatakan penempatan sejumlah putra daerah di Polda Sumut dilakukan berdasarkan kompetensi, bukan pertimbangan etnis atau agama. ”Sama seperti Pak Wisjnu, kerinduan bertugas di kampung halaman terobati sekarang. Tapi itu tadi, kita diberi kepercayaan bertugas di Bona Pasongit ini berdasarkan kompetensi, bukan yang lain,” katanya.
Ia mengaku sudah lama mengenal Wisjnu sejak ujian masuk ke Akpol. Sahala tercatat sebagai Akpol angkatan 77, sementara Wisjnu angkatan 78, sama seperti Oegroseno, Nanan, dan Kapolri Timor Pradopo.
”Di kepolisian biasa terjadi junior lebih cepat dari senior, misalnya pangkat Pak Wisjnu lebih tinggi dari saya. Tapi perbedaan pangkat tidak menghalangi komunikasi antara kami berdua, meski belum pernah bertugas di kesatuan yang sama,” katanya.
Sahala mengatakan bertugas di kampung halaman menumbuhkan motivasi lebih lantaran disaksikan langsung keluarga dan kerabat. ”Kita harus menjalin komunikasi pada kepala daerah di Sumut, bagaimana agar lebih maju dari sebelumnya. Ini juga menjadi contoh kepada junior-junior kita, agar kita yang pulang kampung bisa memberikan kontribusi nyata pada Sumut,” ujarnya. Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga mengaku gembira Wisjnu memimpin Polda Sumut.
”Kemarin saya sudah menyampaikan ucapan selamat kepada beliau (Wisjnu). Sebagaibarometer Sumut.(bar)
Langganan:
Postingan (Atom)